Sunday, August 27, 2017

Emotional Hunger, Ketika Lapar Muncul Karena Dorongan Psikologis

foto: bertha/GARASIhealth

Jakarta,GARASIhealth - Dalam kondisi normal, rasa lapar umumnya muncul ketika tubuh mulai butuh asupan energi lewat makanan. Hanya saja kadang karena dorongan psikologis seseorang bisa juga merasa lapar meski tubuh tidak membutuhkannya.

Psikolog menyebut hal tersebut sebagai emotional hunger. Apa yang terjadi dijelaskan oleh psikolog klinis Rachel Goldman dari NYU Langone Medical Center adalah otak mencari makanan sebagai alternatif cara untuk merasa lebih baik.

Studi sebelumnya telah melihat bahwa memang ketika mengonsumsi makanan tertentu, bagian otak yang mengatur perasaan puas dan senang dapat menyala aktif. Hanya saja masalahnya kadang kala seseorang jadi lepas kontrol dan terus-terusan makan.

"Kalau kita berbicara soal kebiasaan makan, kita itu seharusnya makan hanya sebagai cara untuk bertahan hidup saja. Kalau kita makan untuk melepas stres atau mencari kenyamanan, ada banyak hal lainnya yang bisa kita lakukan untuk itu," ungkap Rachel seperti dikutip dari GARASIhealth.


Dampaknya seseorang yang sering emotional eating dapat memiliki masalah kesehatan lain seperti obesitas. Nah obesitas ini lalu kemudian juga jadi salah satu sumber tekanan mental sehingga menurut Rachel tidak akan ada habisnya.

"Pikiran, emosi, dan perilaku kita semua berhubungan. Jadi menjadi semacam spiral ke bawah," lanjut Rachel.

Bagaimana cara agar terbebas dari emotional hunger? Menurut Rachel cara termudah adalah dengan mencoba jalan kaki atau menelepon teman. Bila setelah 10 menit rasa lapar hilang maka kemungkinan besar itu adalah emotional hunger.

Cara lain yang bisa dilakukan bila sulit menahan rasa lapar adalah menyediakan alternatif makanan sehat. Bila biasanya mengunyah junk food saat sedang stres, maka siapkan buah atau sayuran sehat sebagai pengganti.

SUMBER: WWW.GARASIGAMING.COM

No comments:

Post a Comment

Berhenti Percaya pada 3 Mitos Stres Ini

foto: bertha/GARASIhealth Jakarta,GARASIhealth - Stres memang tak memandang usia dan jenis kelamin, tapi tak seharusnya Anda percaya...